Galau Putus

Sekedar menuangkan pikiran iseng ke  sebuah tulisan

Dari sudut pandang pria

“Kita putus / Yaudah / Kita putus / Yaudah / Kita putus / Yaudah / Kita putus / Yaudah…, yaudah…, YAUDAH.”

Aku terbangun bukan karena alarm melainkan karena ngiangan kata yang gue ucapkan dua hari lalu. ‘Yaudah,’ sebuah kata yang mengakhiri hubunganku dengan dia. Aku bangun dan duduk di pinggir kasur. Waktu menunjukkan pukul 4 pagi. Masih 1 jam lagi sebelum aku harus memulai rutinitas pagi ini.

Aku memijit pelan kepalaku, dunia terasa berputar. Dua hari belakangan ini hidupku tak teratur, entah berapa lama aku tidur nyenyak tanpa mimpi yang menyesakkan dada. Aku sudah pernah merasakan luka akibat jatuh dari motor, tinju dalam perkelahian dan semacamnya, namun luka kali ini adalah yang paling perih. Aneh, padahal luka ini tak terlihat, tak berbekas, namun begitu membuatku sekarat.

Aku mencoba tak menangis, mencoba mengabaikan perasaanku. Semua akan baik-baik saja, waktu yang akan menyembuhkan luka ini. Yang sekarang aku butuhkan hanyalah pelarian dari pikiran yang terus menguasai diriku. Kuyakin rutinitas akan membuat kenangan ini tenggelam dengan sendirinya.

Aku bangun dan memasukkan beberapa buku ke tasku. Aku fokus ke sebuah buku, dasar termodinamika. Mungkin mengerjakan tugas bisa membuatku teralih. Masih ada 1 jam sebelum waktu siap-siap.

Sebuah siklus refrigerasi memiliki beban….Biasanya hanya butuh 30 menit untuk mengerjakan soal mudah ini namun kertas kerjaku haanya berisi sebuah hambar hati. Di dalam gambar hati itu aku menuliskan sebuah nama tanpa kusadari. Aarrgh, aku meremas kertas HVS ku dan membuangnya tidak mood untuk mengerjakan tugas, masa bodoh ah tidak mengumpulkan. Lebih baik aku mandi dan mulai beraktifitas.

Dari sudut pandang Wanita

“Hiks…, hiks….”

“Udah Del…, lo udah 2 hari 2 malam nangis melulu sampe tidur jadwal tidur aja nggak jelas.”

“Habis gimana Rin. Gue nggak bisa diginiin. Harga diri gue sebagai cewek diinjek-injek. Tolong tisu dong.”

“Berarti jahat banget ya si A’al.”

“Ih kok lo panggil-panggil dia A’al sih, itukan panggilan sayang yang boleh gue doang yang panggil.”

“Iye…, iye…, maksud gue jahat banget si Ali.”

“Iya…, hati gue perih banget, sakitnya tuh di sini….” Srooot, aku mengeluarkan ingus dari hidungku.

“Tapi sejak 2 hari gue jadi teman curhat lo, gue masih kepo kenapa sih lo berdua putus. Kenapa ?”

“Udah gue bilang Rin. Dia melakukan suatu hal yang membuat gue sakit hati. Terlalu sakit untuk gue omongin. Huaaa…., huaaaa.”

“Iya…, udah-udah. Sorry gue nggak akan nanyain itu lagi deh. Terus sekarang gimana ? Udah jam 5 pagi. Lo mau kuliah nggak ?”

Aku tak menyangka dua hari telah berlalu sejak kata terakhirku kepadanya aku ucapkan, ‘Kita putus’. Selama 2 hari itu rasanya semua adalah neraka yang membuat hatiku perih. Tak ada yang bisa kulakukan kecuali menangis dan meluapkan seluruh kegundahan hati ini.

“Kuliah.”

“Lo yakin, ntar ketemu si Ali lho. Kalian kan satu jurusan.” Continue reading

Biang Kerok

Akhirnya setelah sekian lama bisa ngupdate blog lagi. (Baca : Sok sibuk). Habis begimana, ada 61 perusahaan migas yang harus dipantau produksi dan liftingnya dengan permasalahan yang bermacam-macam. Bangun pagi, olahraga, kerja sampe malam, tidur sampe nggak kerasa udah tahun 2016, yang berarti bentar lagi gue 25 tahun. Time runs so fast, but who cares as long as i tried to enjoy it. Anyway, enjoy this story.

“Kamu suka makan disini ?”

“Suka lah Jo. Tempatnya fancy banget, suasanya elegan, makanannya enak, musicnya jazz lembut which is aku banget.”

“Hani…, tahu nggak kenapa aku ngebawa kamu fine dining gini ?”

Formal-Dining-Restaurant-POS-System

“Buat makan malam kan ?”

“Ya memang, tapi aku ada alasan lain ?”

“Alasan lain ? Apaan Jo ?”

“Han…, nggak kerasa ya kita udah deket selama 6 bulan ini. Selama kita deket, aku ngerasa sesuatu loh. Sesuatu yang membuat hati aku selalu berdebar ketika dekat dengan kamu. Sesuatu yang membuat aku nggak bisa berhenti memikirkan kamu. Sesuatu yang membuat aku galau ketika berpikir kamu akan pergi dari hidupku.” *Sambil pegangan tangan.

“Maksud kamu ?”

“Aku sayang sama kamu Hani. Kamu mau nggak jadi cewek aku.”

“Emm…, itu…, aku….”

“Han…, plis. Aku akan bahagiakan kamu. Kamu nggak akan menyesal jika memilihku menjadi pendampingmu nantinya.”

“Itu…, aku…, ma…”

“OOH JADI BEGINI YA KELAKUAN KAMU.”

Tiba-tiba muncul suara ketiga yang memecah suasana di meja gue. Continue reading

Dead or Alive

Kayaknya udah lama nggak nulis yang mellow-mellow.

Aku mengemudi dengan cepat di jalanan berliku di atas bukit yang tinggi. Titik-titik cahaya rumah dikejauhan itu bagaikan bintang yang berjatuhan dan membuatku mengemudi lebih tinggi dari awan. Disampingku ada isteriku dan di belakang ada kedua anakku.

“Pelan-pelan sayang,” dia berkata pelan kepadaku. Dia memang khawatiran, kedua anakku saja biasa-biasa saja.

Pikiran mereka jelas berbeda jauh denganku. Mood mereka berada dalam bahagia dan pemikiran akan liburan yang menyenangkan namun itu berbeda 180 derajat denganku. Hanya lisanku saja yang berkata akan menghabiskan waktu bersama di tempat wisata namun niat sebenarnya adalah untuk membuatku sekeluarga pergi selamanya bersama.

Kehidupan ini harus diakhiri. Aku tak bisa meninggalkan tanggung jawabku pada mereka, orang-orang yang aku cintai mereka harus ikut bersamaku. Tanganku gemetaran. Aku mencoba menyembunyikan kegugupanku dari isteriku yang sepertinya sudah mulai curiga dengan gelagatku semenjak kemarin.

“Papa, nanti kita main kembang api bersama ya.”

“Tentu sayang.”

Anak perempuanku memang sangat sayang padaku. Dia lebih pantas disebut anak papa dibandingkan anak mama.

“Sudah lebih baik kamu tidur saja. Mungkin masih 1 jam lagi kita sampai. Besok kita mulai liburannya.”

Kata isteriku pada anak perempuanku. Anak laki-lakiku yang lebih besar sudah pulas dari setengah jam yang lalu. Aku memastikan anak perempuanku tidur terlebih dahulu. Kuingin dia pergi tanpa merasarakan apa-apa, tiba-tiba sudah terbangun di alam yang berbeda tanpa sakit sedikitpun. Butuh 15 menit agar aku yakin dia sudah terlelap.

“Kamu tidur juga saja,” kataku pada isteriku. Kulihat daritadi dia juga sudah menguap beberapa kali. Waktu memang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Aku juga ingin isteriku tidur sehingga dia tak merasakan apa-apa ketika nafasnya berhenti. Tikungan maut sudah dekat, tikungan yang banyak memakan korban kecelakaan. Lebih baik menyamarkan ini semua menjadi kecelakaaan alih-alih bunuh diri. Lebih baik kabur dengan cara yang orang lain lihat lebih masuk akal daripada terlihat seperti pengecut

“Mas…, kalau ada sesuatu yang ingin dibicarakan, bicarakan lah,” kata isteriku pelan.

“Bicarakan apa ?” jantungku mulai berdebar kencang. Dia memang tahu keseharianku dan semua permasalahan yang kuhadapi. Aku juga berdebar karena tikungan maut kurang dari 1 km lagi.

“Tak  apa-apa. Anak-anak sudah tidur. Aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu.”

“Taka da yang kusembunyikan sayang.”

“Aku tahu sedang ada masalah besar….”

“Sssst, anak-anak sudah tidur.”

Isteriku terdiam. Aku terdiam sejenak. Aku mengumpulkan keberanian untuk memantapkan niatku. Ya…, mengakhiri segalanya adalah pilihan yang paling tepat. Yang kulakukan ini adalah benar. Setetes keringan mengalir dari pelipisku, tak peduli AC dan udara luar yang dingin. Itu dia…, tikungan maut sudah terlihat, kurang dari 200 meter lagi.

“Satu-satunya hal yang ingin aku ucapkan adalah….,” aku berkata, isteriku menyimak. Continue reading

Smartphone di Kulit Anda

Kali ini nulis bukan buat promosi…, hanya saja menurut gue ini inovasi teknologi baru yang berpotensi untuk mengubah trend smartphone saat ini.

Beberapa hari lalu ada yang mengirim sebuah video ke grup dimana gue anggotanya. Hmm pas gue lihat videonya sih gue cukup takjub dengan teknologi yang satu ini. Mungkin apabila teknologi ini sudah dikomersialkan, bisa menggantikan teknologi smartphone yang selama ini kita gunakan. Ya trend ponsel kan sekarang makin cenderung ke layar besar, jadi kayak udah bawa talenan. Nah, kalau yang pakai ini, talenannya bisa pindah ke lengan. Hah ? Maksudnya ?

The name of this product is Cricet Bracelet. (Bukannya mau promosi produk ya). Bentuknya sih kayak gelang biasa. Mungkin produk ini terinspirasi dari trend wearable device sekarang ini kali ya. Namun ini bukan gelang biasa (jadinya BGB dong). Keistimewaan gelang ini adalah dia memiliki satu mini proyektor dan 8 sensor proximity. Fungsinya buat ini nih.

cricret 3 cricret 4 Continue reading

Hidup itu Seperti Gado-Gado

Hanya ingin meluapkan sebuah renungan untuk diri sendiri yang lebih baik dishare juga ke orang lain. Hari ini, Senin 9 Februari 2015, Jakarta diguyur hujan dari pagi sampai sore. Ada sebuah benang merah yang aku dapat dari pergi ke kantor, berselancar di dunia maya, dan selentingan meja sebelah ketika makan siang tadi.

“Huuh hujan terus dari pagi.”

Apa yang salah dengan hujan ? Kenapa harus dieluhkan ? Bukankah hujan itu berkah ?

Apa karena hujan membuatmu basah ? Kalau begitu kenapa kamu mandi.

Apa karena hujan membuatmu tidak bisa jalan diluar ? Kalau begitu untuk apa ada payung dan jas hujan.

Apa karena hujan membuat Jakarta banjir ? Kalau begitu kenapa kamu, aku dan ribuan orang lain menginginkan hunian di Jakarta sehingga membuat kontraktor itu menyulap lahan hijau menjadi beton kokoh untuk bernaung

Apa karena hujan membuat jalanan macet ? Kalau begitu kenapa kamu tak pergi dari kota ini saja dan berkarir dikota yang sepi. Takut tak dapat cukup uang ? Rezeki sudah ada yang ngatur, dekati saja yang mengaturnya.

Jika sekali merasakan guyuran hujan seharian lalu mengeluh, kenapa tak pergi ke Gurun Sahara saja.

Jika sekali merasakan sengatan matahari seharian lalu mengeluh, kenapa tak pergi ke Antartika saja.

Jika sekali merasakan debu yang diterbangkan angin lalu mengeluh, kenapa tak membuat bangunan ditengah samudra saja.

Aku mencoba bercermin. Jika dengan semua berkah ini aku masih mengeluh, kenapa tak kugali kuburan untukku saja, lumayan untuk mengurangi jumlah penduduk dunia yang semakin sesak.

Ya bisa saja kan, hidup itu pilihan dan aku bisa memilih itu.

Jika aku bertanya padamu. Apa yang paling kamu suka dari makanan gado-gado ? Continue reading

Balada Pengantin Baru

Akhir-akhir ini termenung dengan undangan-undangan kawinan temen-temen yang berdatangan. Hmm, semuanya sudah mulai bersiap, mengambil satu langkah penting dalam sebuah kehidupan. Perlahan tapi pasti semua temen-temen juga bakal ngasih undangan satu persatu. Dan gue ? Gue belum berpikir sama sekali nggk berpikir kesana. Well semua orang punya hidupnya masing-masing kan ? Jadi menanyakan pertanyaan kapan nikah itu sama aja kayak menyebut Lord Voldemort di kisah Harry Potter. Kalau habis nikah pasti bakal jadi pengantin baru doong, nah gue cuma mau bermain-main imajinasi dikit dengan kisah fiksi pasangan yang baru nikah. Enjoy…

Dari sudut pandang laki-laki

Nit-nit-nit. Hadooh, plis deh ini hari libur, masa sih dibangunin sama alarm. Seinget gue, gue nggak nyalain alarm. Kalau begitu siapa ? Gue langsung membuka mata. Ada sosok lain di sebelah gue. Jangan teriak, memang selama 6 hari ini sudah ada sosok ini yang menemani gue tidur. Huuh, dia yang nyalain alarm, malah dia kagak bangun duluan.

Dia adalah Dian, wanita yang membuat gue berjanji untuk membahagiakannya seumur hidup gue. Kita menikah 6 hari lalu. Walau masa pacaran kita singkat, Cuma 6 bulan, gue merasa cocok dan…, pokoknya nggak bisa dijelaskan. Ada sesuatu yang membuat gue berpikir dan merasa kalau she’s the one. Mungkin ini yang disebutkan kalau jodoh tidak kemana.

“Eh udah jam berapa nih ?”

Akhirnya Dian bangun. Jam 10 pagi. Dia kemudian mematikan alarm dan mengulet. Jarang memang gue bangun sesiang ini. Ya memang karena kami tidur cukup malam juga. Dian terduduk dan tersenyum manis kea rah gue. Seketika gejolak dan asmara terbakar di hati. Belum lagi cinta yang menjadi bara api antara gue dengannya. Dia kembali berbaring dan berbisik di sebelah gue.

“Kamu lapar ?”

“Tentu sayang. Aku menghabiskan banyak tenaga tadi malam.”

“Aku akan siapkan makan,” katanya lalu kemudian mencium bibir gue selama sedetik.

Aaah, I love her very much. Kalau kata orang sih cintanya cowok itu gede di awalnya aja, makin lama akan berkurang. Well…, gue akan buktikan kalau itu salah.

Dari sudut pandang perempuan

 Aaah, indahnya pernikahan. Aku merasa lebih stabil dan terlindungi. Dia adalah Andi, pria yang aku pilih untuk menjadi orang yang akan bertanggung jawab kepadaku. Well, kalau dia akan melakukan tanggung jawabnya ya aku juga harus melakukan kewajibanku. Aku bangun, mengenakan pakaian dan langsung kedapur.

Sambil memasak sarapan, aku berpikir sejenak. Kami baru menikah selama 7 hari dengan waktu pacaran baru 6 bulan. Waktu yang sangat singkat untuk masa pacaran. Aku juga masih tergolong muda, aku 24 sedangkan dia 25 tahun. Kalau boleh jujur, ketika dia melamarku aku juga masih belum yakin 100 %. Tapia da sesuatu yang membuat gue bertindak harus menerima lamaran itu. Mungkin ini yang disebut dengan kalau jodoh nggak kemana.

Seketika ada tangan yang memelukku dari belakang dan menghembuskan nafas di leherku. Bulu kudukku langsung merindih, namun gairah ini menenangkanku, membuatku melepaskan hormone yang membuatku ikhlas untuk diperlakukan seperti ini.

“Masak apa ?” bisiknya.

“Nasih goreng.”

“Aku sudah lapar.”

“Tak lebih lama dari 15 menit lagi.”

“Kurasa akan lebih lama dari itu…, sayang…,” dia berbisik pelan di telingaku.

  Continue reading

There’s Something About Alan (PART I)

Happy new year everyone…, sudah tahun 2015. Alhamdulillah Allah masih memberiku umur sampai detik ini. Tahun baru resolusi baru…, hmm kurasa resolusiku masih sama dengan tahun sebelumnya namun kali ini dengan semangat baru dan dengan kata harus diawal kalimatnya. 

Nyerpen lagi setelah sekiaan lama nggak nyerpen. Well i’m working on something bigger. Apapun yang aku dan skita semua kerjakan, asalkan itu baik semoga dapat tercapai Enjoy

“Soal ini ada yang bisa mengerjakan di papan tulis ?”

Hening. Sekejab ruangan kelas berubah menjadi kuburan. Semua nunduk plus ada yang pura-pura menghitung. Dosen berkepala botak itu menatap seluruh isi kelas, sudah seperti setan bertanduk yang mau menyerok manusia laknat ke neraka. Kenapa begini sih ? Aku jadi bingung sendiri.

        “Saya pak,” aku angkat tangan.

        Semua mahasiswa kaget sekaligus takjub. Kayak baru melihat cowok yang mengaku sedang hamil. Aku maju dan langsung menuliskan beberapa baris dengan rapi di papan tulis dengan percaya diri. Wong soal gampil begini.

        “Sudah pak.”

        “Bagus Alan, ini benar,” kata Dosen yang percaya nggak percaya.

        “Apa kamu sudah pernah mengerjakan soal ini sebelumnya ?”

        “Belum pak.”

        “Mmmh, mungkin…, kamu bisa menjelaskan ke teman-teman kamu tentang soal ini. Biasanya kalau yang menjelaskan sama-sama muda bisa lebih cepat kan.”

        Wah, kayaknya ini dosen nggak percaya. Oke aku langsung berbicara dengan detail semua teori yang aku gunakan dan penerapaannya ke soal ini. Kenapa sih ? Emangnya seorang Alan itu bego banget ya di mata mereka sehingga mereka tampangnya begitu banget.

        Pelajaran usai. Aku bersama keempat teman lain makan bersama. Mereka adalah teman-teman terbaikku, kemana-mana selalu bersama. Ada Beno, Charlie, Dhea, dan Erika. Kami menamai geng kami dengan geng ABCDE, ya itu kan singkatan nama kami. Kami semua adalah mahasiswa tingkat tiga jurusan Matematika di universitas terbaik di negeri ini.

        “Gile lo lan. Keren abis tadi ngerjain sama njelasin soalnya.”

        “Ah biasa aja.”

        “Iya. Kayak bukan Alan aja. Minggu ini lo beda banget deh Lan. Jangan-jangan Alan ini Alien yang menyamar lagi.”

        “Eeee…,” aku gugup.

        Bagaimana dia bisa tahu ? Apa dia berhasil masuk ke kosanku aka markasku. This is my little secret. Continue reading

Ada Apa Dengan Tinta ?

Its good to be back on my blog. Belakangan ini nggak sempet nulis blog…, well bukan karena sibuk banget sampe nggak bisa ngeluangin waktu buat mampir, tapi aku lagi memulai lagi nulis yang lebih panjaaang dari cerpen. Tapi tenang, minggu kemarin sempet punya sejam dan kebetulan ada ide buat cerpen.

Well, bagi penggemar film Ada Apa Dengan Cinta, pasti nggak asing dengan AADC 2014 yang dibuat sama Line kan ? Ya cerita galaunya Rangga ama Cinta selama belasan tahun. Bagi penggemar setianya, apa yang aku tulis ini semata-mata hanya untuk menghibr saja, tidak ada maksud untuk menjelekkan atau menghina. Semoga dapat menghibur

 

“Jadi beda, satu purnama di new york dan di Jakarta.”

Gue berkata itu pas yakin kalau cowok yang ada di depan gue itu si Mangga. Tuh kan bener. Kayaknya rambutnya dia dulu kriwil-kriwil kenapa sekarang jadi keren gitu yah. Mangga berjalan maju kedepan gue sambil tersenyum.

Loh kenapa nggak ngomong apa-apa, kenapa malah ngomong dalam hati ? Gue udah di gantungin 12 tahun nih, udah di PHPin. Bilangnya Cuma 1 purnama, purnama apaan. Udah gitu pas ketemu Cuma senyum doang dan berharap gue yang nyapa duluan. Dasar cowok berengsek.

“PLAK”. Gue menampar pipi Mangga.

“Au. Kok gue di tampar,” kata Mangga sambil memegang pipinya.

“Masih untung Cuma gue gampar. Tadinya mau gue pecahkan kepala lo biar ramai, biar mengaduh sampai gaduh.”

“Tinta kok jadi jutek gitu ?”

“Udah deh, ngape lo line-line gue ?” Continue reading

Crush on You, My Honest Review

Jadi ceritanya begini…, pada suatu hari, tiba-tiba Shinta Yanirma, itu loh teman aku pas acara Lomba Blog DPD, ngsih aku novel gratis karyanya. Well waktu itu soalnya akupernah ngasih dia novel gratis punya aku, Seven Checks. Woke deh, lumayan dapat bacaan gratis buat waktu luang. Setelah selesai baca, kayaknya nggak afdol deh kalau nggak di share ke semua. Oke this is my honest review.

Crush on You, novel bertebal 237 halaman ini, bercerita tentang hubungan percintaan antara Anne dan Bobby yang berasal dari latar belakang yang sangat berbeda. Anne merupakan anak perantauan dari Jakarta yang berkuliah di Bandung, sudah tingkat 4 yang sedang (tinggal) menyusun skripsi. Anne berasal dari kalangan…, bisa dibilang perpunya. Sedangkan Bobby adalah anak pertama dari 3 bersaudara yang berasal dari keluarga yang Broken Home. Dia bekerja sebagai supir Urban Travel Bandung – Jakarta. Sebenarnya Bobby adalah mahasiswa juga namun dia harus bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dari penjabaran singkat itu, sudah pasti kan Bobby bukan dari kalangan berpunya.

Anne sering bertemu Bobby ketika Anne pulang ke Jakarta, lebih tepatnya Anne sengaja memaskan jadwal pulangnya dengan jadwal tugas Bobby. Hubungan Anne dan Bobby memang indah karena mereka saling mencintai namun hubungan mereka tak direstui oleh orang tua Anne. Then, what Anne’s father do to his daughter’s relationship ? Baca sendiri bukunya.

Continue reading

Bohong itu Dosa

Ni hari upacara bender,a jadi ketinget masa-masa sekolah dulu ada upacara. Haha jadi pingin bikin cerita yang ada upacara-upacaranya.

“Ma, aku berangkat ya.”

“Ya hati-hati di jalan.”

Huuuh pagi ini bangunnya kesiangan. Jam menunjukkan pukul 6.30, seharunya aku berangkat jam 6 tepat. Ngapain sih tanggal merah begini harus kesekolah. Eh iya, ini kan 17 Agustus ya wajib lah upacara. SMP-ku berjarak kurang lebih 12 km, papa pernah menghitung dengan speedometer mobil. Waktu tempuh dengan angkot kurang lebih 45-60 menit. Upacara akan dimulai jam 7.30, tapi seharusnya sudah harus datang sebelum upacar dimulai. Duh semoga jalanan nggak rame deh.

Aku memanggil bus yang sudah mau berangkat. Bisa lama kalau menunggu bus berikutnya. Nafas sedikit terengah-engah ketika aku naik ke dalam bus. Bus tidak seramai biasanya. Sekarang tinggal berdoa semoga supirnya semangat 45 buat nyetirnya, biar cepet nyampe dan nggak telat. Kebanyakan yang naik bus juga anak sekolahan yang mau upacara dan PNS yang memakai seragam.

Aku seperti biasa ngelamun disepanjang perjalanan. Fenomena pagi ini berbeda dengan biasanya. Semua sekolah dan aula yang kulihat dipenuhi orang yang mau upacara. Mereka semua memakai satu seragam, lengkap dengan sepatu hitam, dan topi. TOPI ??? Oh ya topiku ketinggalan. Waduh bagaimana ini. Gara-gara keburu-buru sih.

Balik lagi ? Kayaknya nggak akan kekejar. Kalau misalnya bolos upacara bisa dapat nilai 0 nih buat PPKN. Ancaman yang diucapkan ibu guru PPKN itu langsung terngiang di benakku. Jadi coret kemungkinan untuk balik lagi ke rumah buat ngambil topi, nggak akan kekejar. Kalau datang tanpa topi…, bakal di setrap dan dicatat namanya terus dapat hukuman.

Kalau nggak salah guru BK yang galak itu ngomong ke semua siswa kalau semua siswa wajib pakai baju putih biru, sepatu hitam, dasi dan topi. Kalau nggak bakal berdiri di barisan beda dan dihukum. Hukumannya apa sih ? Kalau berkaca dari 17an tahun lalu, hukumannya adalah kerja bakti satu sekolah. Walaah, malas banget tuh. Aku terus memikirkan bagaimana cara agar bisa datang upacara namun tidak disetrap. Continue reading